Dalam tulisan kali ini saya belajar menulis cerpen, yah hitung-hitung nyalurkan cita-cita mo jadi penulis novel plus business man hehe,,,and novel ini sudah dilombakan di tingkat kampus loh,,jd narsis,,,cerpen ini sebenarnya sudah pernah diterbitkan di blog-ku terdahulu,, tulisan ini boleh dicopy, dikutip, dll demi kepentingan pembelajaran tanpa seizin penulis..
SINOPSIS
Cerpen Kisah Seorang Aku menceritakan tentang perjalanan hidup seorang mahasiswa baru yang sangat berandal. Toni sebagai tokoh utama dalam cerpen ini merupakan seorang mahasiswa baru yang sangat nakal. Setiap pelajaran yang didengarnya hampir tidak pernah ia pakai, yang lebih riskan malah ada sebagian dosen yang sakit hati dibuatnya. Hidup jauh dari orang tua dan ekonomi yang memadai membuatnya lupa daratan, hingga suatu hari ia temukan hidayah Allah menghampirinya. Semenjak SMP ia sudah membentuk Genk Anak Funk yang beranggotakan beberapa orang. Namun setelah lulus SMP Genk Anak Funk tersebut pecah karena sebagian anggotanya melanjutkan ke berbagai sekolah yang berbeda. Orenk salah satu anggota Genk Anak Funk dikirim ayahnya ke Pesantren luar daerah karena kelakuannya sudah diluar batas. Sementara itu Toni hanya melanjutkan sekolah di SMA yang ada di daerahnya yang sangat rawan kenakalan remaja. Semenjak itu mereka tidak pernah lagi bertemu, hingga keduanya dipertemukan kembali di suatu perguruan tinggi negeri Banjarmasin. Tepatnya di IAIN Antasari Banjarmasin. Bagaimanakan saat-saat pertemuan mereka berlangsung,? Apakah Orenk sekarang masih seperti Orenk yang dulu,? Bagaimana pula reaksi toni melihat perubahan Orenk,?. Silahkan baca selengkapnya KISAH SEORANG AKU.
KISAH DARI SEORANG AKU
“Semburat matahari senja mulai terlihat di upuk barat. Rupanya matahari sudah mulai malu pada siang dan mulai bersembunyi diantara ranting-ranting pohon. “Sementara itu gerimis kecil masih setia membasahi apa saja yang ada di bawah kolong langit”. Sesekali terlihat kilat menyambar seakan ingin menghabisi apa saja yang menghalanginya.
Di dekat jendela aku hanya bisa menatap kosong seisi kamar yang penuh dengan coretan-coretan pilok yang
Yah,,,lidahmu sudah tidak tajam lagi. Kalimat ini terinspirasi dari sebuah judul film documenter “Garammu Sudah Tidak Asin Lagi”. Artikel ini sengaja saya tulis sebagai bentuk keprihatinan saya atas berbagai penomena yang belakangan ini kerap mencuat. Mungkin bagi sebagian orang hal ini adalah sesuatu yang tidak sesuatu, namun bagi saya hal ini merupakan sebuah masalah yang apabila tidak digubris dan tidak dihiraukan maka akan menimbulkan sebuah keadaan yang sangat tidak diinginkan dan menjadi budaya yang sangat buruk. 
